Sebetulnya saya bingung mau kasih judul apa dalam tulisan ini, tapi intinya begini. X11 Forwarding
adalah sebuah mekanisme yang membolehkan kita menjalankan aplikasi berbasis GUI dari server yang kita remote, dengan meneruskan X11 dari server ke client (localhost). Bingung? Contohnya: Anda ingin gedit
yang berada di server dijalankan di localhost, karena gedit
berbasis GUI maka untuk menjalankan membutuhkan display server, nah, display server inilah kita bisa pergunakan dengan meneruskan (forwarding) dari X11 _localhost _, sehingga gedit
yang berada di server dapat berjalan di localhost kita. Keren kan?
Membatasi suatu IP
tertentu agar bisa atau tidaknya mengakses suatu situs bukanlah hal yang aneh dan sudah menjadi lumrah. Motif dari tujuan pembatasan tersebut berbeda-beda, misalnya ingin agar halaman administrasi atau beberapa aplikasi web lainnya hanya bisa diakses menggunakan IP
local saja.
Pada saat membangun aplikasi atau suatu situs dengan bahasa pemerograman PHP. Umumnya, kita meletakan seluruh berkas proyek PHP dalam satu direktori terpusat atau yang biasa disebut root directory
. Sehingga, pada saat kita mengeksekusi proyek PHP tersebut, kita cukup buka peramban (browser) dengan memasukan tautan https://localhost/
, ia akan membaca seluruh skrip PHP dari root directory
. Kemudian jika kita ingin membuat proyek lainnya dengan pemisahan direktori, kita cukup mengakses tautan https://localhost/proyek_baru/
.
Tutorial kemarin kita telah membahas tentang bagaimana cara memasang OpenSSH Server pada distro Arch Linux, melanjuti tutorial sekarang kita bahas pemasangan untuk distro yang umum digunakan yakni Debian atau Ubuntu berserta derivatifnya.
Tulisan sebelumnya saya menjelaskan sedikit pengenalan mengenai SSH berserta pembagiannya yakni SSH Server dan SSH Client. Melanjuti tulisan tersebut di sini kita akan membahas mengenai cara bagaimana memasang dan mengaplikasikan SSH baik dari sisi server maupun client untuk keperluan remote pada server berbasis GNU/Linux dengan distro Arch Linux menggunakan OpenSSH.
Tutorial-tutorial sebelumnya di situsali, saya banyak membahas mengenai server. Lucunya saya sendiri lupa menuliskan tutorial SSH di sini, padahal SSH itu bagian utama dan terpenting pada saat kita memanajemen atau me-remote server itu sendiri.
Pada tulisan kali ini, saya akan membahas dan memperkenalkan sedikit tentang SSH tidak mendalam hanya sebagai pengantar untuk berkenalan saja, beberapa teori mendalam tidak saya jelaskan di sini. Anda bisa googling pada artikel terkait atau bisa juga baca di Wikipedia. 😅
Tulisan kemarin kita telah membahas mengenai pemanfaatan .htpasswd
untuk membuat Password Authentication
dengan Apache, sekarang lanjut kita terapkan untuk Nginx.
Pada saat kita mengatur suatu proyek yang bersifat daring (online), terkadang kita membutuhkan suatu proteksi untuk melindunginya dari public, seperti membatasi akses hanya pada pengguna tertentu yang boleh masuk. Atau untuk alasan lainnya seperti tidak inginnya di crawel oleh mesin pencarian, karena proyek tersebut masih dalam tahap pengembangan (under development).
Dalam tutorial kali ini, kita akan membahas mengenai .htpasswd
yang mana berfungsi melindungi suatu situs dengan memanfaatkan semacam Password Authentication
yang diletakan pada direktori tertentu, seperti direktori admin web, atau direktori yang dianggap penting untuk dibatasi siapa-siapa saja yang boleh masuk.
Kegiatan mencadangkan (backup) suatu database pada hosting adalah hal yang sangat penting dilakukan, dengan tujuan menjaga agar jangan sampai ketika hosting bermasalah seperti diretas atau bermasalah ketika sistem upgrading, kita masih punya berkas cadangannya yang mana digunakan untuk mengembalikan situs kita ke semula.
Bagi Anda pengguna Apache, mungkin sudah kenal dan familiar dengan berkas .htaccess
yang mana salah satu fungsinya adalah membuat pretty URL atau menghilangkan index.php
dari URL di peramban. Pada saat saya migrasi dari Apache ke Nginx, saya sedikit mengalami kendala yakni salah satunya mengenai berkas .htaccess
ini. Ya, seperti yang telah kita ketahui bahwa .htaccess
hanya didesin untuk pengguna Apache. Jadi bagi pengguna Nginx .htaccess
ini tidaklah berfungsi sama sekali.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, kita harus mengkonversi .htaccess
ke dalam berkas konfigurasi di setiap virtual host pada Nginx. Pada artikel kali ini, saya akan membahas mengenai hal tersebut dengan beberapa cara yang saya lakukan selama menggunakan Nginx pada VPS situsali.com ini.
Ada dua cara yang dapat Anda lakukan, pertama dengan cara manual (saya lebih merekomendasi ini); kemudian yang kedua dengan cara otomatis , menggunakan sejenis tool converter.
Bagi seseorang yang berkerja sebagai administrasi suatu server kegiatan me_monitoring_ server adalah bagian hal yang perlu dilakukan, di mana dengan demikian dia dapat mengetahui apa saja yang telah terjadi pada server yang dia pergunakan saat ini.
Kali ini saya berbagi sedikit pengetahuan kepada Anda para pembaca mengenai aplikasi monitoring server yang cukup powerful yakni GoAccess.
GoAccess adalah aplikasi sumber terbuka (open source) yang mana digunakan untuk menganalisis log dari web secara real-time dan interaktif yang m berjalan pada terminal di Unix-system. GoAccess menampilkan hasil berupa visualisasi yang cepat mengenai statistik HTTP dari sistem secara real-time.
Wordpress merupakan CMS populer yang cukup banyak digunakan orang. Meskipun WP ini memang awal diciptakan sebagai CMS yang digunakan untuk blog. Dikarenakan kepopuleran WP inilah menyebabkan WP tak hanya dapat digunakan sebagai CMS untuk blogging tetapi juga untuk keperluan website lainnya seperti website berita, forum atau bahkan hanya sekadar website portofolio suatu project.
Tulisan kali ini saya mencoba membagi tips sederhana bagaimana cara memigrasikan WP dari localhost ke hosting yang Anda pergunakan saat ini, yang mana tujuanya adalah untuk meng-online-kannya.?