Di bulan awal-awal Agustus lama sekali saya tidak update artikel di blog ini, dikarenakan faktor ke sibukan di real-life belum lagi masalah minggu lalu, di mana saya ada rencana untuk memindahkan hosting situsali.com dari shared hosting menuju VPS (Virtual Private Server). Alasan utama saya ingin menggunakan VPS karena dirasa resource di web ini sudah melebihi batas.
Sebuah lanjutan dari artikel saya mengenai Archlinux sebagai distro yang saya gunakan sehari-hari (lihat artikel ini). Di situ saya menyinggung tentang kelebihan serta kekurangan dari Archlinux. Kali ini pembahasan tentang untuk siapa Archlinux itu digunakan?
Jika Anda melihat sekilas tentang cara menginstal Archlinux (lihat artikel ini) bagi Anda yang benar-benar baru dalam dunia GNU/Linux, pasti dalam pikir Anda akan terbayang begitu sulitnya menginstal Archlinux ini. Lalu mengapa Archlinux ini yang begitu sulit tetap saja banyak orang yang menggunakan? Ada beberapa kriteria dan siapa saja yang menggunakan Archlinux menurut hemat pandang saya.
Sebuah esai yang telah lama berada dalam pikiran saya, kini saya tuliskan dalam blog ini. Ya, sebuah pertanyaan simpel namun untuk menjelaskannya sepertinya tidak semudah pertanyaannya. Saya katakan demikian karena saya sendiri belum menemukan jawaban yang pas, akan tetapi di sini saya menjelaskan sedikit ulasan menurut hemat saya.
Archlinux adalah distro favorit saya yang saya gunakan sehari-hari baik untuk bekerja atau sekadar browsing atau menulis artikel di sini. Pada malam ini, saya memutuskan untuk men_dual-boot_kan Archlinux saya dengan Ubuntu di Laptop agar bisa menulis artikel tentang Ubuntu. Meskipun sebenarnya Ubuntu sudah saya gunakan di PC Kantor saya, tetapi jika di kantor saya kurang fokus untuk menulis artikel tentang Ubuntu. Saya menulis artikel ketika saya sudah berada di rumah. Itulah yang menyebabkan saya jarang update artikel mengenai Ubuntu di sini, karena saya tidak gunakan di mesin saya (PC ataupun laptop).
Alasan utama saya instal Ubuntu untuk menulis artikel di sini, yang mana saya rasa artikel untuk Arch itu kurang diminati mengapa? Hemat saya pengguna Arch itu sudah pasti pengguna yang paham betul dengan Linux atau paling tidak sudah mengerti dasar daripada Linux. Meskipun cukup membaca Wiki Arch saja, saya rasa sudah cukup membantu mengatasi masalah-masalah daripada Arch itu sendiri.
Software atau perangkat lunak adalah sebuah aplikasi yang mana berfungsi untuk kegiatan komputerisasi seperti mengetik, menghitung, berselancar (browsing), dan lain sebagainya. Komputer tanpa sebuah software tidaklah berarti apa-apa seperti tubuh tanpa ruh, oleh karena itu software merupakan bagian terpenting dari komputer.
Salah satu ciri khas dari beberapa distro Linux adalah adanya sebuah paket manager yang berbeda-beda. Oleh karena perbedaan paket manager tersebut membuat kita tahu bahwa di Linux ada beberapa paket aplikasi yang dipaketkan dalam bentuk **RPM ** (untuk pengguna RedHat/Fedora/OpenSUSE dan turunannya), **DEB ** (untuk pengguna Debian/Ubuntu dan turunannya), ataupun **tar.gz ** (biasanya source code (kode sumber) untuk semua distro, memerlukan kompilasi untuk menjalankannya).
Pada artikel sebelumnya saya telah membahas cara menginstal Archlinux, sekarang seri lanjutanya yang beberapa hal penting yang harus dilakukan setelah instalasi Archlinux. Artikel ini dituangkan atas dasar pengalaman saya setelah instal Arch baik di PC ataupun Laptop.
Berikut ini saya sajikan sebuah artikel tentang “Pengetahuan Dasar Dualboot atau Multiboot OS” yang mana penting diketahui bagi Anda yang ingin mencoba menggunakan OS lainnya, seperti Linux, OpenBSD dan lain semacamnya. Atau persiapan sebelum Anda migrasi full salah satu OS yang Anda sukai.