GNU Nano atau biasa disebut nano
saja, merupakan aplikasi penyuntingan teks (text editor) berbasis CLI yang andal. Salah satu keunggulan nano
adalah terletak pada kemudahannya dibandingan dengan penggunaan aplikasi penyuntingan teks lainnya seperti vi
atau vim
dan ed
. Nano
selain sebagai aplikasi penyuntingan teks, juga dipakai untuk penyuntingan bahasa pemrograman. Dan ia, mendukung syntax highlighter, yang memudah para developer menulis kode dengan warna-warna disetiap sintaksisnya.
Tulisan kali ini kita akan membas mengenai skrip pada bash
. Pada awal perkenalan pertama, kita bahas mengenai shebang
terlebih dahulu. Karena shebang
ini merupakan penentu awal penggunaan skrip. Jika tidak skrip tidak akan bisa dieksekusi. Pada dasarnya skrip padah shell
/ CLI
bisa dibaca dengan skrip apapun, disesuaikan dengan intepreternya.
Kalau Anda membaca artikel kemaren mengenai cara merubah hak akses di GNU/Linux saya menyarankan untuk menulis dengan 4 format notasi angka, contoh 0644
. Meskipun kenyataannya angka nol di awal tidak perlu ditulis. Saya menyarankan menggunakan 4 format, sebagai penegasan permission saja dan sebagai pembelajaran bahwa ada special permission yang perlu kita ketahui.
Masih berlanjut pembahasan mengenai hak izin akses (access permission). Kalau artikel kemarin kita hanya membahas hanya pada tahap pengenalan apa itu access permission dan macam-macam atribut yang berkenaan dengan berkas. Nah pembahasan sekarang ini, akan kita bahas tentang bagimana cara merubah access permission tersebut di GNU/Linux.
Saya pernah menulis tentang bagaimana cara menyalin berkas dengan metode_ remote_ via SSH
dengan memanfaatkan rsync
. Tulisan sebelumnya memang tidak membahas untuk menyalin berkas tersebut dengan port
yang lain (non standard). Salah satu alasan mengubah port
pada SSH adalah karena alasan keamaan jadi port
standar SSH
yakni 22
diganti dengan port
lainnya.
Tahun lalu saya telah membahas mengenai perlindungan situs dari teknik clickjacking yang memanfaatkan iframe
dari situs korban ke situs target, dengan demikian hal itu dapat mengelabui pengunjung. Tulisan sebelumnya ditulis hanya pada pembahasan di ranah Nginx
saja. Sedangkan untuk tulisan kali ini, saya mencoba memperluas agar bisa diterapkan dimanapun dengan atau tanpa webserver sekalipun.
Emoji
merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan suatu bentuk perasaan dalam perpesanan. Adanya emoji ini memberikan nuansa perpesanan menjadi lebih berwarna dan hidup. Sejak versi 4.2 WordPress menerapkan emoji ketika kita mengetik beberapa karakter tertentu, otomatis WP merubah menjadi emoji. Sayangnya emoji yang digunakan WP bukalan bawaan dari font
, melaikan replace dari teks ke gambar. Dan metode replace yang ia lakukan menggunakan skrip yang dijalankan di atas javascript, sehingga menjadikan situs WP kita menjadi lebih berat dan lebih baik disable saja.
Masih mengenai hal dasar di GNU/Linux. Setelah artikel sebelumnya kita membahas mengenai pengenalan terhadap access permission di GNU/Linux. Ada perihal dasar lainnya yang wajib pula kita ketahui, ketika menggunakan GNU/Linux. Yakni pengetahuan mengenai beberapa atribut berkas di GNU/Linux.
Sering kali di sini, saya membahas hal-hal yang berkaitan dengan GNU/Linux, namun lupa untuk menuliskan sesuatu hal yang mendasar. Padahal pengetahuan dasar itu sangatlah dibutuhkan. Salah satu yang mendasar di GNU/Linux adalah pengetahuan mengenai hak izin akses atau access permission. Pengetahuan mengenai access permission ini sangatlah penting terutama bagi para imgran Windows ke GNU/Linux.
WordPress merupakan salah satu CMS sejuta umat yang banyak dipakai dalam pembuatan berbagai macam jenis situs. Mulai dari situs blog, company profile, forum, hingga toko daring (online). Karena kepopulerannya, WordPress hingga sampai saat ini masih terus dikembangkan. Hal ini bagus, karena dengan demikian otomatis bugs yang ada, terbenahi; sekuriti meningkat; juga yang pastinya dengan penambahan versi ada fitur baru yang ditambahkan.
Sejak versi 4.4 WordPress memperkenal fitur JSON Rest API. Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan Rest API tersebut cukup dengan memanggilnya dengan tambahan URL /wp-json
contoh situsali.com/wp-json
. Bagi seorang developer, adanya fitur tersebut adalah suatu hal yang luar biasa. Namun, bagi kita yang hanya pengguna biasa, fitur tersebut malah menjadi kurang berguna, dan tentu saja lebih baik dinonaktifkan.
Tulisan kemarin, kita sudah membahas tentang bagaimana cara pemasangan Redis di Ubuntu 16.04. Pembahasan masih berlanjut mengenai Redis ini, sekarang kita masuk ke sesi pemasangan module Redis untuk PHP7. Dengan adanya module tersebut, kita nantinya akan bisa memanfaatkan Redis melalui skrip PHP.
Redis adalah suatu mekanisme penyimpanan data di dalam memory yang digunakan sebagai database. Dengan penyimpanan di dalam memory, hal ini memungkinkan menjadi lebih fleksibel, serta untuk urusan performa menjadi lebih unggul. Jika dilihat dari kategori database, Redis ini masuk dalam kategori No SQL.
Tulisan kali ini, kita akan membahas tentang bagaimana cara memasang Redis di Ubuntu 16.04, juga dengan pemanfaatan Systemd
sebagai berkas service-nya.